Itu hanya sekilas senyum di Desa Batunanggar, Kecamatan Batang Onang, Padang Lawas Utara, sekitar 12 jam dari Medan. Jangan pikirkan jarak. Karena suguhan bentang alam yang masih lestari yang menantang dan satwa-satwa eksotis menunggu di antara pepohonan. Rasa capek dan pusing di perjalanan akan lenyap sesampainya di beranda Danau Tasik nan cantik. Selamat datang di Kawasan Ekowisata Barumun Nagari.
Namanya memang belum akrab di telinga. Belum pula terbayang seperti apa keelokannya. Entah apa kelebihannya dibandingkan kawasan ekowisata lainnya. Tanpa bermaksud untuk membandingkan, tempat ini layak untuk dimasukkan dalam agenda perjalanan yang perlu diulang-ulang tiap tahunnya. Karena, sangat disayangkan jika pengalaman bertualang di sini hanya sekali dialami seumur hidup.
Pertanyaannya, kenapa pula bisa seperti itu? Tak sulit menjawabnya, tapi terlalu luas untuk dijelaskan dalam tulisan yang singkat. Bahkan, banyak pun foto di spot-spot penatapan yang cantik, mungkin belum bisa mewakili. Namun, seberapapun besarnya harapan dari tulisan singkat ini bisa menjelaskannya, tetap dirasa perlu. Baiklah.
Taman alam ini berada di zona penyangga kawasan Suaka Margasatwa (SM) Barumun, yakni kawasan hutan konservasi yang tidak boleh ada aktivitas apapun yang merusaknya. Dikelola dengan konsep ekowisata karena melibatkan peran serta masyarakat untuk menekan laju deforestasi kawasan hutan.
Nah, di Barumun Nagari, orang-orang dapat menyusuri koridor yang menyambungkan hutan luas dengan hutan dataran rendah di bawah (green belt) yang masih kaya akan makanan hewan langka menggunakan jeep trail. Sambil menyusuri green belt, orang-orang dapat menikmati pemandangan dan melihat hewan langka langsung seperti Siamang, Burung Rangkong, dan Rusa.
Tercatat, kawasan ini merupakan habitat enam satwa langka yang menjadi spesies kunci di SM Barumun yang sekarang dalam kondisi hampir punah, seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera, orangutan Sumatera, Hornbill/burung rangkong, siamang dan Tapir.
"SM Barumun merupakan kawasan non taman nasional (TN) terluas yang ada di Sumut. Kawasan ini juga menjadi habitat beberapa jenis satwa kunci seperti harimau Sumatera, orang utan, siamang, burung rangkong dan beruang madu yang jika dikelola dengan memanfaatkan jasa lingkungan bisa membuka peluang bagi masyarakat sekitar kawasan dan pihak lainnya untuk mendapatkan keuntungan. Jika kesamaan visi ini terbangun kami yakin rasa mempertahankan kawasan SM Barumun juga akan terbangun," urainya.
Dengan luas kawasan mencapai 40.330 haktera juga tak lepas dari aktivitas perambahan ilegal yang dilakukan oknum penggarap. Setidaknya 1.000 hektare lebih kini sudah beralihfungsi menjadi perkebunan, tempat tinggal dan sebagainya.
"Dengan luas kawasan itu, tak seimbang dengan jumlah personil. Jadi, sangat dibutuhkan sekali peran masyarakat dalam melakukan pengasawan. Menjadikan kawasan penyangga sebagai kawasan ekowisata diharapkan menjadi solusi yang ampuh dalam melestarikan kawasan SM Barumun," terangnya.
Sebagai informasi tambahan, untuk menuju lokasi ini, dapat ditempuh dengan dua cara, yakni jalur darat dan jalur udara. Untuk jalur darat, yakni, Medan - Kisaran - Kota Pinang - Gunung Tua - Aek Godang - Batunanggar, dengan jarak tempuh 475 km dengan waktu 8 jam. Bisa juga rute Medan - Pematang Siantar - Balige - Tarutung - Sipirok - Batunanggar, dengan jarak jarak tempuh 510 km dengan waktu 9 jam.
Baca juga:
Sementara itu, untuk jalur udara, yakni, Medan - Bandara Kualanamu - Bandara Aek Godang - Batunanggar, dengan waktu tempuh 1 jam perjalanan. Selain itu, bisa juga dari Medan - Bandara Kualanamu - Bandara Pinangsori Sibolga - Padang Sidimpuan - Aek Godang - Batunanggar, dengan waktu tempuh 3 jam.
Selamat berpetualang!